Kerap kami lewatkan malam dengan perbincangan diantara kopi panas dan kepulan asap rokok para sahabatku, asap yang paling kubenci layaknya kata incinerator. Percakapan seputar rencana perjalanan, atau sekedar tanaman-tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi obat yang diracik sederhana.
Malam memang kerap mampu melarutkan beban kepenatan, mendinginkan suasana hati yang tak menentu dan.... ada kalanya malam menyakitkan diantara baringan penderitaan para sahabat yang kedinginan.
Malam dalam sepenggal kisah bulan, kerap mengingatkanku pada riak telaga di jantung takengon. Diantara kiriman pesan sederhana tentang cahaya bulan di antara kabut yang menjalar malam.
Memang apa lagi yang akan kita lakukan, pikirku pada saat semua perjalanan itu melelahkan mereka semua.
Mungkin perjalanan ini akan lebih melelahkan bila kita selalu menuntut, begitu pikirku malam itu, tiba-tiba saja kepala ini berdenyut.
Apa yang membuat kita berpikir untuk tidak lagi perlu berbuat sesuatu? semua itu mungkin dan mungkin akan sangat bergantung pada proses dan perjalanan yang kita alami.
Jangan berharap kita mendapatkan kemudahan, tapi berharaplah kita selalu menjadi lebih baik setiap kali mendapatkan masalah dan ujian.
Cibodas TNGP, 27 Desember 08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar